Kreativitas Seni Rupa
SENITULAR - Seni rupa, sebagaimana cabang seni lainnya, seringkali diidentikkan dengan kreativitas atau kekreatifan. Hal ini tidaklah mengherankan oleh karena karya seni rupa dilahirkan melalui proses kreatif. Proses kreatif bermula dari adanya ide imajinatif yang diolah di benak, kemudian diwujudkan menjadi karya seni rupa yang artistik.
Seseorang yang memiliki ide imajinatif dapat disebut sebagai manusia imajinatif, dan jika ia mampu mewujudkan imajinasinya tersebut menjadi karya nyata, ia dapat disebut sebagai manusia kreatif. Seorang yang menghasilkan karya seni rupa, meskipun berusia dini, ia adalah manusia kreatif.
Kekreatifan dalam seni rupa seringkali dipandang sebagai sesuatu yang misterius. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa anak usia dini yang masih lugu, jika diberi kertas kosong dan alat penggores seperti spidol atau krayon, ia secara alamiah akan mengungkapkan idenya yang orisinal dan spontan dalam bentuk gambar/lukisan.
Demikian pula, jika diberi plastisin, ia dengan antusias membentuk plastisin tersebut menjadi karya seni rupa tiga-dimensi dalam beragam wujud. Kekreatifan yang ditunjukkan oleh anak disebut sebagai kekreatifan ekspresif karena spontan tanpa melewati proses pelatihan.
Spontanitas anak dalam mewujudkan imajinasinya melalui seni rupa, menjadikan seni rupa diidentikkan dengan kekreatifan. Penyamaan seni rupa dengan kekreatifan semakin diperkuat dengan adanya anak yang berbakat seni rupa sejak usia dini yang ditandai dengan kemampuannya menghadirkan karya seni rupa yang artistik yang membuat orang dewasa tercengang.
Gejala yang menampak pada dunia anak yakni dilahirkannya karya seni rupa yang imajinatif, orisinal, dan artistik, juga menampak pada apa yang dilakukan oleh orang dewasa yang berprofesi sebagai perupa (pelukis, pematung, pegrafis, desainer dan sebagainya). Melalui tangan mereka, lahir karya seni rupa yang oleh masyarakat dinilai sebagai karya kreatif yang unik.
Irving A Taylor (1969: 6-7) peneliti dalam bidang kekreatifan mengategorikan tingkat kekreatifan atas lima tingkat, yaitu:
- Kekreatifan ekspresif sebagaimana yang ditunjukkan oleh anak yang secara spontan dan ekspresif mewujudkan idenya;
- Kekreatifan produktif yakni kekreatifan yang ditunjukkan pada kemampuan teknis dalam menghasilkan ciptaan. Kekreatifan ini diperoleh setelah seseorang melewati pelatihan teknis yang menjadikannya terampil. menciptakannya dibutuhkan keterampilan teknis yang tinggi;
- Kekreatifan inventif yakni kekreatifan yang tidak sekadar menunjukkan keterampilan teknis dalam penciptaannya tetapi juga terlihat adanya suatu penjelajahan yang berujung pada penemuan alat, bahan, atau teknik yang baru.
- Kekreatifan inovatif yakni kekreatifan yang memiliki tingkat orisinal yang lebih tinggi dari pada kekreatifan inventif, tidak lagi dimaksudkan sebagai karya seni rupa terapan dengan fungsi praktis sebagai tempat duduk, tetapi semata sebagai bentuk ekspresi estetis dan diposisikan sebagai seni rupa publik;
- Kekreatifan emerjenatif yakni kekreatifan yang paling orisinal yang levelnya setara dengan para pemenang nobel dalam bidang sain. Kekreatifan emerjenatif merupakan kekreatifan orang jenius.
Dalam dunia seni rupa, kekreatifan tingkat emerjenatif ditunjukkan oleh tokoh perupa pelopor lahirnya berbagai aliran seperti Claude Monet, Pierre Aguste Renoir, Manet (Impresionisme), Honore Daumier, Gustave Courbet (Realisme), Vincent van Gogh, Henry Matisse (Ekspresionisme), Pablo Picasso, Georges Braque, Juan Gris (Kubisme), Salvador Dali (Surealisme), Marcel Duchamp, Raoul Haoussman (Dada), Kazimir Malevisch (Suprematisme), Piet Mondrian (Neo-Plastisisme), Victor Vasarely (Op Art), Jackson Pollock (Abstrakekspresionisme), Jasper Johns, Andy Warhol (Pop Art), dan banyak lagi.
Dikaitkannya seni rupa dengan kekreatifan juga tidak terlepas dari penampilan sebagian perupa yang dikategorikan sebagai penampilan orang kreatif. Para pakar yang mendalami tentang kekreatifan telah menjadikan perilaku orang yang berada di balik sebuah karya yang tergolong kreatif.
Craft mengemukakan bahwa orang kreatif adalah mereka yang mampu melihat kemungkinan di saat orang lain tidak menyadarinya (Ferrari dkk, 2009: 5). Conant mengemukakan bahwa orang kreatif terefleksikan pada kualitas keunikan, keaslian, kebaruan, dan kesegaran seseorang yang secara serta-merta atau mungkin intuitif berperan dalam pembentukan dan pengembangan suatu ide atau gagasan (Linderman dan Herberholz, 1974:4). Menurut Barron, dari segi penampilan, orang kreatif adalah orang yang lebih primitif sekaligus lebih berbudaya, lebih destruktif sekaligus konstruktif, lebih gila dari orang kebanyakan (Linderman dan Herberholz, 1974:2).
Telah menjadi pengetahuan umum bahwa perupa, dan juga seniman lainnya, adalah orang yang eksentrik. Jelaslah, pengaitan antara seni rupa dengan kekreatifan bukanlah terjadi secara kebetulan. Tidak mengherankan jika seorang penulis pernah melontarkan pernyataan bahwa “jika anda diminta untuk memilih pasangan kata dari kekreatifan, maka kata pertama yang muncul di benak adalah “seni.”
Demikianlah uraian singkat yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang makna seni rupa sebagai landasan dalam memasuki bagian berikutnya.***
Post a Comment