Ragam Gerak dan Elemen-Elemen Pendukung Tari #1
SENITULAR - Menyeleksi macam gerak serta elemen- elemen pendukung tari yang termotivasi dari arti, simbol serta nilai estetis tari dari karya tari yang lain.
Proses Penghalusan Gerak
Hasil dari proses eksplorasi serta improvisasi butuh diganti ataupun diperhalus buat memperoleh bentuk- bentuk baru dari sesuatu gerak lewat suatu proses pengembangan. Pengubahan gerak dicoba dengan metode mengganti volume gerak, tingkat, kesan, macam gerak, struktur serta elemen yang lain. Kecermatan serta ketelitian sangat dibutuhkan dalam proses pengembangan gerak supaya memperoleh wujud gerak yang baik.
Uji coba dicoba secara terus menerus bersumber pada kreativitas gerak badan yang terkecil hingga pada keseluruhan gerak badan seluruhnya. Upaya mengoreksi alur gerak mulai dari dini hingga akhir butuh ditinjau ulang supaya keberlangsungan gerak bisa terwujud dengan apik. Proses penghalusan, membagikan kesan indah dari sesuatu gerak umumnya diucap stilisasi.
Penilaian (Pilih) Gerak
Proses berikutnya merupakan melaksanakan pemilihan gerak yang cocok dengan ilham disusun jadi gerak. Pada tahapan ini diucap penilaian ialah pengalaman penari buat memperhitungkan sekalian menyeleksi macam gerak yang sudah dihasilkan pada tahapan improvisasi.
Pada proses penilaian, penata tari mulai menyeleksi macam gerak yang dihasilkan dengan dengan memilah gerak yang dikira baik serta cocok dengan tema serta membuang gerak yang tidak cocok dengan ilham ataupun tema tari. Pemilihan gerak setidak- tidaknya bisa digunakan seefektif bisa jadi, sehingga memiliki mutu karya yang mantap. Gerakan- gerakan yang telah diseleksi, dikumpulkan berikutnya disusun jadi rangkaian gerak terhadap komposisi( Bangun, 2014: 2)
Elemen- elemen Komposisi Tari
Elemen- elemen komposisi tari bagi La Mery( 1965: 22- 39) meliputi gerak, desain atas, desain lantai( floor design), tema, desain dramatik, dinamika, desain musik, komposisi kelompok, tata rias serta busana, properti, tata lampu( lighting), serta tata panggung( stage).
Gerak
Tari ialah ekspresi jiwa yang dibeberkan dalam wujud gerak, ritmis yang indah, harmonis serta selaras yang diperhalus secara estetika. Seni tari merupakan perpaduan tipe gerak anggota badan yang bisa dinikmati dalam sesuatu waktu pada ruang tertentu, sebab faktor pokok tari merupakan gerak.
Bagi Soedarsono( 1991) gerakan yang indah memerlukan proses pengolahan ataupun penggarapan terlebih dulu. Hingga unsur- unsur ini sangat pokok serta sangat berhubungan dengan kesenian tersebut. Gerak merupakan bahasa komunikasi yang luas serta alterasi dari bermacam campuran unsur- unsurnya terdiri beribu- ribu“ kata” gerak( Smith 1985: 16). Gerak dalam seni tari berbeda dengan gerak maknawi tiap hari, gerak dalam seni tari sudah hadapi perombakan ataupun dipindahkan dari yang wantah serta dirubah wujud jadi seni( Hawkins 2003: 3).
Pengolahan gerak tersebut bisa bertabiat stilatif serta distortif. Gerak stilatif merupakan gerak yang sudah hadapi proses pengolahan( penghalusan) serta biasanya menuju pada bentuk- bentuk yang indah. Sebaliknya gerak distortif merupakan pengolahan gerak lewat proses perombakan dari aslinya serta ialah salah satu proses stilasi.
Dari gerak yang telah hadapi distortif serta stilatif tersebut hingga hendak lahir 2 tipe gerak tari ialah, gerak murni serta gerak maknawi. Gerak murni yakni gerak yang dalam pengolahannya tidak memikirkan sesuatu penafsiran tertentu, sebaliknya gerak maknawi merupakan gerak yang pengolahannya memiliki penafsiran ataupun iktikad tertentu, dan tidak melupakan keelokan dari gerak itu sendiri.
Ruang
Ruang merupakan suatu yang wajib diisi, pula ialah ukuran panjang serta lebar yang berperan selaku tempat. Sekalian faktor dalam mengatakan wujud gerak. Ruang dalam tari mencakup seluruh gerak seseorang penari yang berupa perpindahan mulai dari gerak badan, posisi yang pas serta ruang- ruang gerak penari tersebut.
Kebutuhan gerak penari itu berbeda- beda“ jangkauan” geraknya sebab telah disesuaikan dengan tematik/ nontematik, kecil ataupun panjang serta pula jadi bagian dalam menerjemahkan gerak tari yang menggambarkan/ bermakna tema tertentu jadi sangat penuh pertimbangan baik untuk penari solo( individu) ataupun koreografi (universal).
Waktu
Elemen yang membentuk gerak tari tidak hanya faktor tenaga serta ruang merupakan waktu. Ketiga elemen tersbut tidak bisa dipisahkan antara satu serta yang lain, sebab ialah satu struktur yang silih berhubungan kedudukannya saja yang berbeda. Elemen waktu berkaitan dengan ritme badan serta area. Faktor waktu sangat berkaitan dengan dengan irama yang dibagi jadi 2 ialah tempo serta ritme.
Tempo merupakan kecepatan dari gerak badan yang bisa dilihat dari perbandingan panjang pendeknya waktu yang dibutuhkan. Sebaliknya ritme dalam gerak tari menampilkan dimensi waktu pada tiap pergantian detil gerak. Gerakan yang dicoba dalam tempo kilat membagikan kesan aktif serta menggairahkan, sebaliknya gerakan lelet membagikan kesan tenang, agung ataupun sebalikknya membosankan.
Tenaga
Tenaga merupakan suatu kekuatan yang hendak memulai, mengatur serta menghentikan gerak. Tiap melaksanakan gerak tentu hendak membutuhkan tenaga. Pemakaian tenaga didalam gerak tari berbeda dengan pemakaian tenaga dalam kebutuhan lain. Pemakaian tenaga yang baik hendak membagikan dampak dinamika dalam suatu tarian. Faktor tenaga didalam tari menggambarkan sesuatu usaha yang memastikan membagikan sifat pada gerak.
Desain Atas
Desain atas merupakan desain yang dilihat oleh pemirsa yang nampak terlukis pada ruang yang terletak di atas lantai. Desain atas ialah desain yang membentuk pola di atas lantai serta tercipta dari anggota tubuh sang penari. Desain atas, yang pula umum diucap dengan tata atas, ialah bermacam- macam garis/ wujud serta perubahannya yang disajikan oleh gerak serta pose anggota tubuh ataupun peralatan/ properti penari dalam kerangka ruang di atas lantai( Nursantara dalam Elvandari 2018: 16). Bermacam- macam garis/ wujud tersebut dapat saja dibangun/ terbuat oleh kaki, tubuh/ torso, lengan, tangan beserta jari jemarinya, kepala, peralatan tari( properti), ataupun dalam perpaduannya (Patria, dkk, 2007: 81).
Bagi La Mery (Rustiyanti 2010: 169) terdapat beragam desain atas (Air Design), ialah: datar, dalam, vertikal, horizontal, kontras, murni, statis, lurus, lengkung, bersudut, spiral, besar, medium, rendah, terlukis, lanjutan, tertunda, simetris serta asimetri.
Desain Datar
Desain datar ialah desain gerak yang mengutamakan tampilan dari sudut pandang, umumnya sudut pandang yang dijadikan patokan merupakan pemikiran muka. Bentuk badan badan penari yang dilihat oleh pemirsa nyaris tanpa perspektif. Desain ini memiliki watak/ kesan ketenangan, keterbukaan, kejujuran, simpel.
Dalam pertunjukan karya tari, desain datar/ rata bisa dicoba oleh penari dengan gerak badan dengan (2) ukuran, dimana gerak yang dicoba cuma ke arah samping kanan serta kiri (horisontal), tanpa merubah arah hadap penari (Elvandari 2018: 17).
Desain Dalam
Desain dalam merupakan desain yang bila dilihat dari arah pemirsa, tubuh penari nampak mempunyai perspektif yang dalam. Gerakan kaki, lengan ditunjukan ke balik, ke depan, ke samping serta menyudut.
Desain Vertikal
Desain vertikal merupakan desain yang memakai anggota tubuh pokok ialah tungkai serta lengan menjulur ke atas ataupun ke dasar.
Desain Horisontal
Desain horisontal merupakan desain yang memakai sebagian dari anggota tubuh menuju ke garis horizontal.
Desain Kontras
Desain kontras merupakan desain yang memakai garis- garis silang dari anggota tubuh ataupun garis- garis yang hendak berjumpa apabila dilanjutkan.
Desain Murni
Desain murni merupakan desain yang ditimbulkan oleh bentuk badan penari yang sama sekali tidak memakai garis kontras.
Desain Statis
Desain statis merupakan desain yang memakai pose- pose sama dari anggota tubuh meski bagian tubuh yang lain bergerak.
Desain Lurus
Desain lurus merupakan desain yang memakai garis- garis lurus pada anggota tubuh semacam tungkai, torso serta lengan.
Desain Lengkung
Desain lengkung merupakan desain dari tubuh serta anggota- anggota tubuh yang lain memakai garis lengkung.
Desain Bersudut
Desain bersudut merupakan desain yang banyak memakai tekukan- tekukan tajam pada sendi- sendi sperti lutut, pergelangan tangan, kaki serta siku.
Desain Spiral
Desain spiral merupakan desain yang memakai lebih dari satu garis bundaran yang searah pada anggota tubuh.
Desain Tinggi
Desain besar merupakan desain yang terbuat dari bagian dada penari ke atas.
Desain Medium
Desain medium merupakan desain yang dipusatkan pada wilayah dekat dada ke dasar hingga pinggang penari.
Desain Rendah
Desain rendah merupakan desain yang dipusatkan pada wilayah yang berkisar antara pinggang penari hingga lantai.
Desain Terlukis
Desain terlukis merupakan desain bergerak yang dihasilkan oleh salah satu ataupun sebagian anggota tubuh ataupun properti yang bergerak buat melukiskan suatu.
Desain Lanjutan
Desain lanjutan merupakan desain yang berbentuk garis lanjutan yang seolah- olah terdapat yang ditimbulkan oleh salah satu anggota tubuh.
Desain Tertunda
Desain tertunda merupakan desain yang terlukis di hawa yang ditimbulkan oleh rambut panjang, rok panjang/ lebar serta selendang.
Desain Simetris
Desain simetris merupakan desain yang terbuat dengan menempatkan garis- garis anggota tubuh kanan serta kiri bertentangan arah namun sama.
Desain Asimetris
Desain asimetris merupakan desain yang terbuat dengan menempatkan garis anggota tubuh yang kiri berlainan dengan garis yang kanan.***
Post a Comment