Ragam Gerak dan Elemen-Elemen Pendukung Tari #2
SENITULAR - Ragam gerak dan elemen-elemen pendukung tari selanjutnya ada desan lantai, musik, pencahayaan, dan lain sebagainya. Berikut ini lanjutan dari materi yang pertama tentang ragam gerak dan elemen tari.
Desain Lantai (Floor Design)
Desain floor merupakan garis-garis dilantai yang nantinya dilalui oleh seseorang penari ataupun garis-garis dilantai yang terbuat oleh formasi penari kelompok. Garis- garis lantai dibangun dari lurus serta lengkung.
Garis lurus bisa menciptakan wujud diagonal, segitiga, zig- zag, V ataupun V terbalik, T ataupun T terbalik, sebaliknya garis lengkung bisa menciptakan wujud bundaran, lengkung separuh bundaran, spiral, angka 8 serta seterusnya.
Tema Tema merupakan ide- ide pokok/ ilham sentral.( Masitoh, dalam Seriati 2008: 22). Dalam meningkatkan tema bisa diseleksi dari bermacam topik yang ditatap relevan. Terdapat sebagian ciri tema antara lain:
1) Membagikan pengalaman langsung tentang objek untuk pemain;
2) Menghasilkan aktivitas/ kreasi sehingga pemain memakai seluruh pemikirannya;
3) Membangun aktivitas yang berkaitan dengan atensi.
Buat memastikan tema dalam penggarapan karya tari, memerlukan waktu dan pemikiran yang matang sehingga hasil yang diharapkan oleh penata tari cocok dengan konsep serta ilham. Sumber tema berasal dari pengalaman hidup, kehidupan fauna, cerit tiap hari serta cerita rakyat.
Desain Dramatik
Desain dramatik ialah elemen-elemen pendukung tari yang memiliki kedudukan menyambungkan alur cerita serta kekuatan kedudukan antar pemain.
Desain Dramatik Kerucut Tunggal
Desain ini diucap pula teori Bliss Perry. Teori ini semula dipakai didalam penggarapan drama. Desain ini berupa segi 3, teori ini diibaratkan sebagi pendaki gunung ialah pada dini dicoba secara pelan serta penuh dengan rintangan/ liku- liku setelah itu menggapai puncak (klimaks) serta kesimpulannya turun. Penyusutan ini dapat dicoba dengan kilat kembali ke bawah lagi yang berarti cerita tersebut berakhir ataupun sudah berakhir (Seriati, 2008: 26). Desain ini umumnya dipakai dalam pengggarapan drama tari.
Desain Dramatik Kerucut Berganda
Desain kerucut berganda merupakan desain dramatik yang dalam pencapaian puncak/ klimaks lewat sebagian tanjakan ataupun tahapan. Tiap tanjakan ialah pencapaian puncak kecil yang setelah itu penyusutan ini dicoba hingga sebagian kali serta kesimpulannya menggapai puncak yang sangat paling tinggi yang diucap klimaks berikutnya dicoba penyusutan ataupun anti klimaks (Seriati, 2008: 26).
Dinamika Dinamika merupakan kekuatan dalam yang menimbulkan gerak jadi hidup serta menarik. Dinamika merupakan kekuatan, mutu, kekuatan menarik, kekuatan/ mendesak, dinamika bisa dikatakan selaku jiwa emosionil dari gerak (Soedarsono dalam Seriati, 2008: 32).
Pencapaian dinamika berkaitan dengan pemakaian tenaga, ruang serta waktu. Beberpa aspek yang berhubungan dengan pengguaan tenaga dalam melaksanakan gerak ialah keseriusan ialah berkaitan dengan banyak sedikitnya tenaga yang digunakan dalam melaksanakan gerak, tekanan ataupun aksen ialah pemakaian tenaga yang tidak menyeluruh serta mutu ialah penyaluran tenaga yang menciptakan gerak bergetar, mengayun, mengalir, tegang/ kokoh.
Pengaturan besar kecilnya tenaga bila dikombinasikan dengan pengaturan waktu bisa menciptakan bermacam berbagai kontras ialah pelan- lembut- bertenaga, cepat- kuat- bertenaga, cepatlembut- tanpa tenaga (Murgiyanto,1981:16). Terdapat sebagian metode gerak buat menggapai dinamika yang meminjam sebutan musik, ialah:
Accelerando ialah metode dinamika yang dicapai dengan memesatkan gerak.
Ritardando ialah metode dinamika yang dicapai dengan memperlambat gerak.
Crescendo ialah metode dinamika yang dicapai dengan menguatkan/ memperkeras gerak.
Descrecendo ialah metode dinamika yang dicapai dengan memperlambat gerak.
Piano ialah metode dinamika yang dicapai dengan garapan yang memakai gerak yang mengalir.
Porte yakni metode dinamika yang dicapai dengan garapan gerak yang memakai tekanan.
Stacato yakni metode dinamika yang dicapai dengan memakai gerak patah- patah.
Desain Musik
Desain musik merupakan pola ritmik dalam tari yang timbul sebab gerakan tari yang cocok dengan melodi, gerak tari yang cocok dengan harmoni serta gerakan tari yang cocok dengan frase musik. Desain musik ini dipecah lagi jadi sebagian bagian, ialah selaku berikut.
Musikal Dramatik
Bagian ini merupakan tahap- tahap emosional buat menggapai klimaks dalam suatu tari. Butuh dikenal kalau tahap- tahap klimaks ini butuh terdapat dalam suatu tari supaya tarian itu jadi menarik serta tidak berkesan monoton buat bagian terakhir kalinya.
Klimaks ialah puncak kekuatan emosional dalam seni tari, klimaks bisa dicapai dengan memesatkan tempo musik, memperluas jangkauan gerak, menaikkan jumlah penari serta menaikkan dinamika ataupun menyudahi sama sekali dengan cara- cara lain. Intinya wajib berbeda serta khas dari bagian tari saat sebelum serta sesudahnya. Dengan demikian pemirsa hendak otomatis jadi peka kalau mulai terdapatnya inti mengarah akhir dari suatu tarian. Terdapat 2 tipe desain lagi dalam tari, ialah desain kerucut ganda serta desain kerucut tunggal.
Musikal Dinamika
Dinamika ialah seluruh pergantian tari sebab terdapatnya alterasi dalam tari tersebut, setelah itu dinamika pula hendak membagikan kesan kalau tarian itu menarik serta tidak membosankan dan tidak monoton. Umumnya dinamika tercapai sebab terdapat variasivariasi pada pemakaian tenaga dalam gerak tari, tempo, besar ataupun rendah( tingkat alunan musik), pergantian posisi tari, dan pergantian atmosfer.
Komposisi Kelompok
Komposisi kelompok merupakan komposisi yang dicoba oleh beberapa penari ataupun lebih dari satu orang penari. Komposisi kelompok dibagi menajdi 2 ialah kelomok besar terdiri dari 2- 4 orang penari, serta jumlah kelompok besar teridri dari 5- 10 apalagi lebih.
Apabila jumlah penari menggapai lebih dari 50 diucap kolosal/ massal. Elemen- elemen komposisi kelompok meliputi serempak (unison), berimbang (balance), berentetan/ bergantian (canon), selang seling (alternate) serta terpecah (broken).
Serempak (Unison)
Serempak merupakan gerak yang dicoba oelh beberapa penari secara bersama- sama. Pola penari dengan gerakan serempak ini sangat simpel serta bisa diatur dengan gampang dalam pola lantai garis lurus ataupun lengkung.
Berimbang (Balance)
Berimbang merupakan gerak tari yang dicoba dengan pembagian jumlah kelompok yang berimbang baik kelompok kanan ataupun kiri yang diucap pula simetris. Tidak hanya itu, pula dapat melaksanakan gerak antara kanan serta kiri dicoba oleh sisi badan yang berbeda.
Beturutan/ bergantian (Canon)
Desain berturutan merupakan gerak yang dicoba secra berturutan ataupun bergantian.
Selang seling (Alternate)
Pemakaian desain kelompok selang- seling hendak terlihat menarik apabila pengaturan penari dengan pengolahan tingkat.
Terpecah (Broken)
Gerak tari terpecah dicoba oleh penari secara heterogen namun senantiasa terlihat jadi satu kesatuan serta silih berhubungan antara satu dengan yang yang lain.
Tata Rias serta Busana
Tata rias wajah tercantum sesuatu perihal yang sangat berfungsi berarti, sebab bertujuan buat menjiwai serta merealisasikan wujud kedudukan apa yang dimainkan oleh penari itu. Tidak hanya itu tata rias pula diketahui dalam 3 perihal cocok kebutuhannya, berikut 3 perihal tersebut:
1) Rias Wajah Korektif, ialah tata rias yang bertujuan buat membetulkan bagianbagian wajah yang kurang sempurna;
2) Rias Wajah Fantasi, tata rias ini bertujuan buat mewujudkan angan- angan ataupun imajinasi, misalkan wujud gadis hingga pemerannya hendak di rias wajah menyamai wujud gadis;
3) Rias Wajah Kepribadian, tata rias fashion ini diperuntukan spesial buat menggambarkan serta memperjelas kepribadian tokoh ataupun kepribadian tari yang diperankan. Tata rambut pula tercantum perihal berarti dalam menjiwai serta merealisasikan kedudukan dalam tari.
Dalam tari tradisional model rambut disesuaikan dengan adat serta style rambut wilayah masingmasing. Sedangkan tata rambut buat tari non tradisional umumnya disesuaikan dengan konsep tari. Busana umumnya menjajaki konsep tari serta disesuaikan dengan tema dari tarian tersebut mulai dari literer ataupun non literer.
Selaku contoh, bila pementasan tari menggambarkan tentang keragaman serta sejarah( kenyataan) wilayah setempat hingga hendak mengenakan busana yang diselaraskan dengan busana adat khas wilayah tersebut.
Properti
Properti merupakan seluruh perlengkapan yang digunakan buat pementasan tari. Properti tari disesuaikan dengan kebutuhan koreografi. Properti dibagi jadi 2 ialah dance property ialah perlengkapan tari yang dipegang penari secara langsung, serta stage property merupakan seluruh perlatan yang terdapat di atas panggung jadi fasilitas langsung maupun tidak langsung melengkapai suatu konsep koreografi yang diletakkan di zona pementasan.
Perlengkapan panggung baik langsung ataupun tidak langsung dimanfaatkan pada dikala pementasan merupakan tingkat ataupun trap, yang berperan membuat kesan penari lebih di atas ataupun di dasar standar panggung. Sebaliknya perlengkapan panggung yang secara spesial jadi opsi setting ataupun peralatan panggung jadi sokongan dalam pementasan koreografi. Kemampuan properti tari oleh penari, absolut ialah persyaratan yang wajib dipunyai.
Penari wajib dibekali keahlian lebih dalam memeragakan keahlian kemampuan properti. Pemakaian properti tari wajib memikirkan tipe, guna serta asas gunakan properti secara baik serta benar. Mutu kemampuan penari atas properti tari yang digunakan jadi salah satu metode tari yang diperlukan dalam format koreografi yang bermutu. Macam properti yang kerap digunakan antara lain selendang, kipas, rebana, paying, tongkat, keris, cundrik, pedang, mandau, tombak, serta yang yang lain.
Tata Lampu (Lighting)
Tata lampu merupakan seluruh peralatan perlampuan baik tradisional ataupun modern yang digunakan buat keperluan penerangan serta penyinaran dalam seni pertunjukan. Penyusunan lampu dalam suatu pertunjukan jadi bagian yang sangat berarti buat dicermati, sebab keberadaannya mempunyai nilai estetis yang besar buat menguatkan iktikad dari penyajian gerak yang di informasikan kepada pemirsa.
Bermacam berbagai tipe lampu digunakan hendak pertunjukan yang pada masa ini telah didukung dengan kecanggihan teknologi modern. Game tipe warna lampu sanggup menguatkan serta menghidupkan atmosfer yang dibentuk lewat gerak. Game sinar dari posisi depan front light, samping side light, balik back light serta depan dasar foot light.
Penyusunan pencahayaan wajib memikirkan penari, zona pentas serta katar balik pertunjukan. Fokus pencahayaan sangat lingkungan pada kasus warna serta desin busana, tata rias serta busana, tata rias serta lintasan gerak yang membutuhkan pencahayaan.
Tata Panggung (Stage)
Sarana tempat buat penyelenggaraan suatu pertunjukan suatu karya tari sangat dibutuhkan. Di Indonesia memahami wujud pentas ialah lapangan selaku arena terbuka, Pendopo, Pemanggungan, taman Pura, dan bangsal. Pemanggungan wujud Pendopo merupakan tempat pementasan yang pada awal mulanya digunakan buat pementasan tari klasik wilayah Yogyakarta serta Surakarta. Model pemanggungan wujud lain merupakan proscenium stage, yang berupa segi 4 dengan arah serta sudut pandang pemirsa dari satu arah depan saja.
Gerak, ialah elemen utama tari. Tidak hanya gerak terdapat elemenelemen komposisi tari yang sangat berarti pula. Guna menciptakan suatu karya tari yang ekspresif, indah ataupun menarik, hingga gerak, desain atas, desain lantai( floor design), tema, desain dramatik, dinamika, desain musik, komposisi kelompok, tata rias serta busana, properti, tata lampu( lighting), serta tata panggung( stage) tersebut dibentuk jadi satu kesatuan yang menciptakan suatu komposisi tari.***
Post a Comment