Unsur Non Fisik Dalam Seni Rupa
SENITULAR - Unsur nonfisik yang dimaksudkan di sini adalah “isi yang terkandung pada karya seni rupa yang kemudian dimaknai oleh pengamat.” Unsur nonfisik pada karya seni rupa tidak selalu mudah untuk diidentifikasi, khususnya jika ditampilkan secara tersamar.
Isi yang terkandung pada sebuah karya seni rupa atau yang populer dengan istilah subject-matter dapat berupa citraan/imej yang diangkat dari pengalaman hidup sehari-hari seperti alam benda (still-life), potret, interior, pemandangan, peristiwa keseharian (kelahiran, kematian, percintaan, kemenangan, dsb), peristiwa monumental/ historis, mitos, atau ajaran agama.
Ia dapat berupa citraan yang bersifat abstrak atau semiabstrak. Paduan antara subjet-matter dengan susunan unsur fisik seni rupa (titik, garis, bentuk, warna, tekstur, volume, dan ruang) pada suatu karya seni rupa menghasilkan daya pukau karena terungkapnya pesan dari karya tersebut.
Inilah yang disebut dengan expressive content dari suatu karya yang merupakan representasi dari unsur nonfisik suatu karya seni rupa. Expressive content suatu karya seni rupa menjadi spesifik karena pengaruh unsur corak atau style suatu karya seni rupa.
Sebuah karya seni rupa yang memiliki subject-matter yang sama tetapi dengan corak yang berbeda akan memiliki daya pukau atau expressive content yang berbeda. Bandingkan perbedaan daya pukau dua buah karya seni lukis dengan subject-matter yang sama yakni alam benda (still-life) tetapi dengan corak yang berbeda.
Di Indonesia, unsur nonfisik suatu karya seni rupa biasa pula disebut “bobot.” Bobot pada karya seni rupa pada umumnya dapat diamati sedikitnya pada tiga hal, yakni suasana, gagasan atau ide, dan ibarat atau anjuran.
Suasana adalah kesan yang ditimbulkan oleh sebuah karya pada saat diamati berkat hasil dari pengorganisasian unsur-unsur fisik (struktur) serta citraan visual yang ditampilkan.
Pada karya seni rupa, suasana terjadi misalnya pada saat kita mengamati objek yang digambarkan kemudian emosi kita terbawa ke dalam situasi yang digambarkan itu (empati). Pada saat emosi kita terbawa, muncul misalnya perasaan ngeri, takut, prihatin, kagum, terpesona, erotis, tenang, dan sebagainya.
Gagasan atau ide, yaitu hasil pemikiran atau konsep, pendapat, atau pandangan tentang sesuatu. Pada karya seni, sesederhana apapun wujudnya pastilah mengandung gagasan atau ide. Misalnya gagasan untuk menampilkan suatu cerita pada sebuah karya seni, sesungguhnya karya seni tersebut tidaklah sekadar mementingkan ceritanya, tetapi juga bobot atau makna dari cerita itu.
Pengungkapan gagasan pada sebuah karya seni rupa tidaklah selalu bersifat tersurat atau terang-benderang yang segera dapat dipahami maknanya sebagaimana yang lazim terjadi pada sebuah karya desain komunikasi visual.
Pengungkapan gagasan pada sebuah karya seni rupa seringkali dengan cara yang tersirat sehingga pengamat perlu menafsirkannya. Karya seni rupa semacam ini, jika dipamerkan ke publik biasanya disertai dengan deskripsi untuk memudahkan pengamat dalam mengapresiasinya.
Ibarat atau anjuran, yaitu pesan, ajakan, atau propaganda kepada pengamat atau khalayak. Pada karya seni, terutama seni iklan, bobot berupa ibarat atau anjuran merupakan faktor penting yang harus dimiliki. Bobot seni iklan seperti itu sangat mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berdiri sendiri seperti poster, baliho (billboard), maupun yang ditampilkan melalui media massa seperti di surat kabar, majalah, atau televisi.
Demikianlah uraian tentang unsur seni rupa baik unsur fisik maupun nonfisik sebagai landasan dalam melakukan penyusunan sebuah karya seni rupa.***
Post a Comment