Header Ads

Sudjojono

Sudjojono

SENITULAR - Sudjojono (1913-1986) adalah salah satu pelukis modernis terkemuka di Indonesia yang terkenal dengan karya-karyanya yang bernuansa sosial-kritis.

Lahir pada tahun 1913 di Sumatra Barat, Sudjojono memiliki minat yang besar terhadap seni sejak usia muda. Ia mulai belajar melukis secara autodidak pada usia 17 tahun dan kemudian melanjutkan studinya di Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara yang mengusung konsep "Belajar dari Kehidupan".

Setelah menyelesaikan pendidikan di Taman Siswa, Sudjojono melanjutkan studinya di Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) di Bandung. Di sana, ia belajar dari seniman terkemuka seperti Henk Ngantung dan Barli Sasmitawinata.

Selama di SSRI, Sudjojono mulai mengembangkan gaya lukisannya yang khas, yang menggabungkan teknik lukis tradisional dengan unsur-unsur modern.

 

Karir Seni Sudjojono

Sudjojono pertama kali mempelajari seni di Taman Siswa pada tahun 1930-an, sebelum akhirnya belajar di Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) pada tahun 1940.

Pada tahun 1947, ia bersama dengan pelukis-pelukis lainnya mendirikan Persagi (Persatuan Ahli-Ahli Gambar Indonesia), yang bertujuan untuk memperkenalkan seni modern ke Indonesia dan memperjuangkan hak pelukis dan seniman di Indonesia.

Karir seni Sudjojono dimulai dengan membuat lukisan realis pada awal tahun 1940-an. Namun, ia kemudian beralih ke gaya lukisan modernis setelah terinspirasi oleh karya-karya seniman Eropa seperti Vincent Van Gogh dan Paul Cezanne.

Gaya lukisannya yang modernis ini memperlihatkan pengaruh aliran seni Barat seperti kubisme dan ekspresionisme, yang ia kembangkan dengan gaya yang unik dan khas.

Salah satu karya terkenal Sudjojono adalah "Pemberontakan" (1950), yang menggambarkan suasana kekacauan saat terjadi pemberontakan di Indonesia.

Lukisan ini menunjukkan kemampuan Sudjojono untuk memperlihatkan keadaan yang sebenarnya dan menggambarkan situasi yang sulit dalam gaya yang unik dan khas.


Baca Juga : Raden Saleh


Sudjojono terus berkarya dan mengembangkan gaya lukisannya hingga akhir hayatnya pada tahun 1986.

Karya-karyanya telah dipamerkan di berbagai pameran seni di Indonesia dan luar negeri, dan telah memperkenalkan seni modernis ke Indonesia serta memengaruhi seni kontemporer Indonesia.

Karir seni Sudjojono merupakan bukti dari dedikasi dan kontribusinya dalam memperkenalkan seni modernis di Indonesia.

Gaya lukisannya yang khas dan unik telah memengaruhi seni kontemporer Indonesia dan menjadi inspirasi bagi seniman-seniman muda Indonesia.

Karya-karyanya juga telah memperlihatkan keadaan yang sebenarnya dan memperjuangkan hak pelukis dan seniman di Indonesia.

 

Karya Seni Sudjojono

Karya seni Sudjojono seringkali menggambarkan kehidupan rakyat Indonesia, terutama kehidupan para petani dan buruh. Lukisan-lukisannya menggambarkan kehidupan sehari-hari yang penuh dengan kesusahan dan kesulitan, serta ketidakadilan sosial dan politik yang dialami oleh rakyat kecil.

Salah satu lukisannya yang terkenal adalah "Fajar Menyingsing", yang menggambarkan seorang petani yang sedang bekerja di sawah.

Salah satu karya terkenal lainnya dari Sudjojono adalah "Pemberontakan" (1950), yang menggambarkan suasana kekacauan saat terjadi pemberontakan di Indonesia. Lukisan ini menampilkan sekelompok orang yang sedang bergerak menuju ke arah yang tidak pasti, dengan ekspresi wajah yang cemas dan waspada. Sudjojono berhasil menggambarkan suasana ketegangan dan ketidakpastian yang dialami oleh masyarakat saat itu.

Selain "Pemberontakan", Sudjojono juga membuat karya-karya lain yang mengangkat isu sosial, seperti "Keluarga Nelayan" (1940) yang menggambarkan kehidupan seorang nelayan dan keluarganya yang hidup dalam kemiskinan dan kesulitan, serta "Perjuangan Memerdekakan Diri" (1963) yang menggambarkan perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari penjajah.

Sudjojono juga dikenal dengan karyanya yang bercorak kubisme, seperti "Pria dan Wanita" (1950) yang menggambarkan pasangan yang sedang berdansa dengan latar belakang yang geometris dan abstrak. Dalam karya-karya kubisnya, Sudjojono memanipulasi bentuk dan ruang untuk menciptakan karya yang menarik dan unik.

Kesimpulannya, karya-karya Seni Sudjojono adalah refleksi dari kehidupan sosial dan politik di Indonesia pada masanya. Lukisan-lukisannya menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan memperlihatkan kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

Melalui karyanya, Sudjojono berhasil membangkitkan kesadaran masyarakat akan isu-isu sosial yang ada di sekitar mereka, dan menjadi inspirasi bagi seniman-seniman Indonesia selanjutnya.***

No comments

Powered by Blogger.