Pengertian Seni Rupa atau Seni Lukis
SENITULAR - Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sering tergugah dalam bersentuhan dengan fenomena keindahan. Ketergugahan itu timbul akibat rasa puas, rasa haru, atau rasa senang yang dirasakan akibat sentuhan keindahan tersebut, entah melalui indera penglihatan atau pendengaran. Fenomena keindahan tersebut mungkin terpancar dari
alam ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa seperti bunga yang sedang mekar, ombak yang berkejaran, kicauan burung, atau terpancar dari ciptaan manusia, makhluk Tuhan yang dikaruniai bakat untuk mencipta, dalam bentuk lukisan, nyanyian, alunan instrumen musik, atau lakon teater.
Keindahan Alam Sebagai Seni
Keindahan yang terpancar dari alam disebut keindahan alam, sedangkan keindahan yang terpancar dari hasil ciptaan manusia disebut keindahan seni. Apakah keindahan alam memiliki kesamaan dengan keindahan seni? Jawabannya adalah: keindahan alam memiliki kesamaan dengan keindahan seni yakni keduanya menarik (atraktif) dan menyenangkan karena dirasakannya keteraturan, keharmonisan ketepatan proporsi, dan keeleganan.
Persoalan yang kemudian muncul adalah seni tidak selamanya menampilkan hal yang indah (dalam pengertian masyarakat umum sebagai sesuatu yang menyenangkan hati) saja. Seni kadangkala menampilkan hal yang tragis, jelek, membingungkan, mengejutkan, satiris, provokatif, dan bahkan menjijikkan.
Karena sifat seni yang demikian ini, maka beberapa orang pakar menggunakan istilah estetik (aesthetic) untuk mewadahi hal yang indah, tragis, jelek, membingungkan, mengejutkan, satiris, provokatif, dan menjijikkan yang mungkin ditampilkan dalam sebuah karya seni. Bagi para pakar tersebut, ilmu tentang hal yang estetik, yakni estetika (aesthetics dengan huruf “s” di ujung kata) hanyalah tepat untuk diaplikasikan pada seni dan pengalaman artistik saja.
Dari berbagai aspek yang ditampilkan oleh karya seni sebagaimana yang diuraikan di atas, pertanyaan kemudian muncul: apakah seni itu? Pertanyaan ini seandainya dipertanyakan sebelum lahirnya seni rupa modern, relatif mudah untuk menjawabnya oleh karena karya seni pada masa itu relatif homogen. Pertanyaan tersebut jika diajukan pada Abad ke-21 ini, amatlah sulit untuk menjawabnya oleh karena kita diperhadapkan dengan begitu banyak ragam dari apa yang disebut sebagai seni.
Akibat kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi, manusia Abad ke-21 terpapar oleh karya seni dari segala penjuru dunia dari rentang waktu ribuan tahun. Jangankan karya seni dari berbagai akar budaya dan kurun waktu, terhadap karya seni yang sejaman dengan kita yang ada di sekitar, membuat kita sulit untuk mendefinisikannya.***
Post a Comment