Header Ads

Latihan Olah Vokal - Teknik Dasar Teater #2

 

latihan pernafasan olah vokal

SENITULAR - Pernafasan pemeran mempengaruhi suara yang dihasilkan dengan cara mengolah bunyi-bunyi ucapan sederhana, dialek, tingkat emosional, dan perubahan volume suara. Suara pemeran kemudian dibentuk menjadi kata-kata yang mengandung informasi pada proses komunikasi.

Pembentukan kata-kata dipengaruhi oleh artikulasi, diksi, dan intonasi yang dilakukan pemeran. Jadi seorang pemeran harus mengembangkan stamina dan kelenturan otot yang mengontrol persedian udara waktu  membentuk kata.

Fungsi pernafasan adalah melatih mengoptimalkan persiapan dan persediaan udara yang digunakan untuk memproduksi bunyi dan diubah menjadi suara. Tanpa persediaan udara yang cukup dan penggunaan tidak efisien maka ucapan pemeran akan terbatas dan susah mengucapkan kalimat panjang. Keterbatasan persediaan udara juga berpengaruh pada pengaturan nada ekspresi yang dituntut oleh  karakter peran yang dimainkan. Ada empat macam pernapasan yang biasa dipergunakan :

Pernafasan Dada  

Pada pernafasan dada kita menyerap udara kemudian kita masukkan ke rongga dada sehingga dada kita membusung. Di kalangan orang orang teater pernafasan dada biasanya tidak dipergunakan karena disamping daya tampung atau kapasitas dada untuk Udara sangat sedikit, juga dapat mengganggu gerak/acting kita, karena bahu menjadi kaku.

Pernafasan Perut

Dinamakan pernafasan perut jika udara yang kita hisap kita masukkan ke dalam perut sehingga perut kita menggelembung, Pernafasan perut dipergunakan oleh sebagian dramawan, karena tidak banyak mengganggu gerak dan daya tampungnya lebih banyak dibandingkan dada.

Pernafasan Lengkap

Pada pernafasan lengkap kita mempergunakan dada dan perut untuk menyimpan udara, sehingga udara yang kita serap sangat banyak (maksimum). Pernafasan lengkap dipergunakan oleh sebagian artis panggung yang biasanya tidak terlalu mengutamakan acting, tetapi mengutamakan vokal.

Pernafasan Diafragma

Pernafasan diafragma ialah jika pada waktu kita mengambil udara, maka diafragma kita mengembang. Hal ini dapat kita rasakan dengan mengembangnya perut, pinggang, bahkan bagian belakang tubuh di sebelah atas pinggul kita juga turut mengembang. Menurut perkembangan akhir akhir ini, banyak orang orang teater yang mempergunakan pernapasan diafragma, karena tidak banyak mengganggu gerak dan daya tampungnya lebih banyak dibandingkan dengan pernapasan perut.

Posisi diafragma adalah diantara rongga dada dan rongga perut. Pernapasan melalui diafragma inilah yang dirasakan menguntungkan dalam berolah vocal, sebab tidak mengakibatkan ketegangan pada peralatan pernapasan dan peralatan suara dan juga mempunyai cukup daya untuk pembentukan volume suara. Keuntungan lain yang diperoleh adalah pada saat kita menahan napas otot-otot diafragma tersebut tegang, ketegangan otot ini justru melindungi bagian lemah badan kita yakni ulu hati.

Pernapasan ini sangat baik dalam usaha menghimpun “tenaga dalam” yang mengolah vibrasi, karena pernapasan diafragma akan memudahkan kita dalam mengendalikan dan mengatur penggunaan pernapasan.

Berlatih pernapasan banyak ragam dan caranya. Latihan pernapasan bisa dilakukan dengan berbagai cara, dari cabang-cabang beladiri seperti pencak silat, karate, atau berenang sekalipun. Namun ada beberapa catatan penting yang harus dilakukan untuk tujuan pernapasan dalam pemeranan (acting), yaitu:

Latihan 1

  1. Berbaring rata di lantai dan bernapaslah pada posisi tersebut, rasakan tubuh betul-betul rileks.
  2. Berbaring dilantai, rasakan daya beratnya, pusatkan rasa kearah telapak kaki kita, ke ujung-ujung jari, rasakan seluruh pergelangan kaki terlepas.
  3. Rasakan seluruh nadi terisi udara, engsel-engsel lutut pun terisi udara biarkanlah tulang paha kita rileks sehingga daging dan otot-otot menjadi satu dengan tulang-tulang.
  4. Rasakan sendi-sendi pinggang dan tulang paha berisi udara sehingga seluruh tubuh tidak lagi memberatkan kaki.
  5. Biarkan otot punggung dan perut kita meleleh seperti air, biarkan punggung rileks dan tidak usah memaksakan tulang punggung menjadi rata, biarkan otot-otot seluruh tubuh dan kepala sampai rahang di samping telinga kita rileks hingga gigi kita tidak terkunci juga lidah tidak lengket pada bagian atas mulut, rahang menjadi seperti jatuh demikian juga dengan lidah yang tidak saling menyentuh.
  6. Biarkan wajah kita terasa berat pada tulang tulang wajah, biarkan pipi, bibir, pelupuk mata seluruhnya rileks
  7. Rasakan tubuh kita di lantai melorot rileks tariklah napas secara penuh untuk merasakan sensasi-sensasi yang terjadi pada tubuh kita saat di lantai akibat pernapasan yang alami itu. Ulangi itu terus menerus dengan intens.

Latihan 2

  1. Tariklah napas secara mendalam tanpa paksaan, kedua tangan di pundak untuk merasakan dorongan napas pada diafragma.
  2. Pada saat udara masuk ke dalam tubuh dan terhisap oleh mulut atau hidung, masuk ke pusat dan keluar kembali, selalu rasakan kehangatan udara di dalam tubuh dan dinginnya udara yang kita hisap tersebut.
  3. Pada saat merasakan udara yang masuk kedalam tubuh senantiasa melakukan penghayatan pada udara tersebut, rasakan rasa lega yang mendalam di dalam tubuh lalu hayatilah udara turun keperut dengan emosi yang selalu terjaga (konsentrasi).
  4. Pada tahap ini lakukan latihan dengan menahan napas sambil berjalan, berlari ini dilakukan berulang kali.
  5. Bernapas di dalam air, dengan menahan beberapa saat lalu di hembuskan dengan melalui teriakan
  6. Latihanlah yang intensif, emosi terjaga, selalu merasakan bahwa saat latihan kita adalah bagian alam semesta ini.
  7. Hal yang paling penting adalah menghindari ketegangan-ketegangan, biarkan seluruhnya bergerak secara alami dan teratur.

No comments

Powered by Blogger.