Fungsi Musik dalam Masyarakat
SENITULAR - Sebagai bagian dari kesenian, musik memiliki fungsi sosial yang secara universal umumnya dapat ditemukan di setiap kebudayaan suku bangsa manapun di seluruh dunia.
Fungsi musik dalam masyarakat, antara lain:
Fungsi Ekspresi Emosional
Pada berbagai kebudayaan, musik memiliki fungsi sebagai kendaraan dalam mengekspresikan ide-ide dan emosi. Di banyak tempat musik dapat digunakan untuk menstimulasi perilaku sehingga dalam masyarakat ada lagu-lagu untuk menghadirkan ketenangan.
Para pencipta musik dari waktu ke waktu telah menunjukkan kebebasannya mengungkapkan ekspresi emosinya yang dikaitkan dengan berbagai objek garapan seperti alam, cinta, suka-duka, amarah, pikiran, dan bahkan mereka telah mulai dengan cara-cara mengotak-atik nadanada sesuai dengan suasana hatinya.
Fungsi Penikmatan Estetis
Pada dasarnya setiap orang telah dikaruniai oleh Tuhan dengan berbagai kemampuan belajar (ability to learn) dan bakat (talent) tentang apa saja. Selain bisa belajar dari lingkungan alam dan sosialnya, orang juga bisa belajar dari pengalamannya sendiri.
Setiap orang memiliki kemampuan dan kecepatan berbeda-beda dalam hal menyerap atau memahami keindahan tentang apa saja termasuk pula keindahan musik. Untuk menikmati rasa indah (estetis), maka orang perlu belajar dengan cara membiasakan diri mendengarkan musik-musik kesukaannya sendiri.
Kemudian ia bisa mulai mencoba mendengarkan musik-musik jenis lain yang baru didengarnya dan kemudian akan menyukainya. Setiap jenis musik memiliki keunikan melodis, ritmis, dan harmonis, maupun terkait dengan komposisi dan instrumentasinya.
Fungsi Hiburan
Hiburan (entertainment) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan hati bagi seseorang atau publik. Musik sebagai salah satu cabang seni juga memiliki fungsi menyenangkan hati, membuat rasa puas akan irama, bahasa melodi, atau keteraturan dari harmoninya.
Seseorang bisa saja tidak memahami teks musik, tetapi ia cukup terpuaskan atau terhibur hatinya dengan pola-pola melodi, atau pola-pola ritme dalam irama musik tertentu.
Jika para penikmat musik klasik sangat senang dengan kompleksitas bangun musik dan orkestrasinya, maka pencinta musik pop lebih terhibur dengan teks syair, melodi yang menyentuh kalbu, atraksi panggung, atau bahkan hanya popularitas penyanyinya
saja.
Lain lagi dengan pencinta musik dangdut, mungkin ia lebih tertarik suara penyanyinya yang mendayu-dayu dan pukulan gendang yang mengundang selera untuk bergoyang. Kini musik nampaknya lebih cenderung atau lebih dominan fungsinya sebagai hiburan, terbukti semakin maraknya industri di bidang musik dan berkembang dengan sangat cepat.
Fungsi Komunikasi
Musik sudah sejak dahulu digunakan untuk alat komunikasi baik dalam keadaan damai mapun perang. Komunikasi bunyi yang menggunakan sangkakala (sejenis trumpet) seperti trumpet kerang yang digunakan oleh suku-suku bangsa pesisir pantai, kentongan yang digunakan sebagai alat komunikasi keamanan di Jawa, dan berupa teriaan-teriakan tertentu yang dikenal dalam suku-suku asli yang hidup baik di pegunungan maupun di hutan-hutan.
Bunyi-bunyi yang teratur, berpolapola ritmik, dan menggunakan alur-alur melodi itu
menandakan adanya fungsi komunikasi dalam musik. Sekarang ini alat komunikasi elektronik seperti telepon dan HP semakin hari semakin banyak dan semakin canggih dengan menggunakan bunyibunyi musikal.
Baca Juga : Fungsi dan Cara Memainkan Alat Musik Tradisional
Fungsi Representasi Simbolik
Dalam berbagai budaya bangsa, suku-suku, atau daerah-daerah yang masih mempertahankan tradisi nenek-moyang mereka musik digunakan sebagai sarana mewujudkan simbol-simbol dari nilainilai tradisi dan budaya setempat.
Kesenangan, kesedihan, kesetiaan, kepatuhan, penghormatan, rasa bangga, dan rasa memiliki, atau perasaan-perasaan khas mereka disimbolkan melalui musik baik secara sendiri maupun menjadi bagian dari tarian, syair-syair, dan upacara-upacara adat.
Ada lagu-lagu persembahan terhadap raja, ada lagu-lagu penyambutan para tamu dan sebagainya. Bahkan di dalam kesatuan ABRI ada suara-suara terompet yang di bunyikan dengan berbagai irama untuk menunjukkan sebuah representasi simbolik yang hanya dipahami oleh kalangan prajurit.
Fungsi Respon Sosial
Para pencipta lagu di Indonesia sangat peka terhadap adanya kondisi sosial, tingkat kesejahteraan rakyat, dan kegelisahan masyarakat. Mereka menciptakan lagu-lagu populer yang menggunakan syair-syair menyentuh perhatian publik seperti yang dilakukan oleh Bimbo, Ebiet G. Ade, Iwan Fals, Harry Roesli, Gombloh, Ully Sigar Rusady, dan masih banyak lagi.
Pada umumnya para pencipta lagu itu melakukan kritik sosial dan bahkan protes keras terutama ditujukan kepada pemerintah. Para pengamen jalanan juga tak kalah seru mengumandangkan lagu-lagu protes sosialnya, misalnya lagu yang bertema PNS, penderitaan anak jalanan, generasi muda yang tanpa arah, dan lain sebagainya.
Fungsi Pendidikan Norma Sosial
Musik banyak pula digunakan sebagai media untuk mengajarkan norma-norma, aturan-aturan yang sekalipun tidak tertulis namun berlaku di tengah masyarakat. Para pencipta lagu anak seperti Bu Kasur, Pak Kasur, Pak Daljono, AT Mahmud, Ibu Sud dan sebagainya, mereka berupaya mengajarkan anak-anak berperilaku sopan, halus, hormat kepada orangtua, cinta keindahan, sayangi tanaman dan binatang, patuh pada guru, dan lain sebagainya.
Keindahan alam, kesejahteraan sosial, kenyamanan hidup, dan semua norma-norma kehidupan bermasyarakat telah mendapatkan perhatian yang sangat penting dari para pencipta lagu tersebut.
Fungsi Pelestari Kebudayaan
Lagu-lagu daerah banyak sekali berfungsi sebagai pelestari budayanya, karena tema-tema dan cerita di dalam syair menggambarkan budaya secara jelas. Syair-syair lagu sering juga berasal dari pantun-pantun yang biasa dilantunkan oleh masyarakat adat dan daerah-daerah di Indonesia.
Budaya Minangkabau dapat dipertahankan keberadaannya dengan berbagai cara, tetapi musik Minang sangat jelas karakteristiknya yang mudah mewakili daya tarik terhadap tempat berkembangnya budaya itu ialah Propinsi Sumatera Barat dan sekitarnya.
Lagu-lagu Jawa, mulai dari yang klasik hingga kini yang berwarna populer seperti musik campursari, digemari masyarakat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melengkapi musik kroncong yang lebih dahulu berkembang. Ada budaya Jawa yang dilestarikan melalui syair-syair berbasa Jawa, melodi-melodi yang bernuansa Jawa dari karawitan.
Musik Sunda dan sekitarnya di Propinsi Jawa Barat memiliki rasa yang sangat khas adalah bagian dari upacara-upacara sosial dan keagamaan masyarakatnya. Di Kalimantan Selatan, dengan musik pantingnya dan lagu-lagu banjar yang dikemas melalui musik pop dan dangdut, sangat memberikan nuansa khas banjar yang menggambarkan keadaan daerah dan masyarakatnya baik tempo dulu maupun sekarang.
Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beragam dan terutama musiknya merupakan asset nasional yang sangat berharga dan perlu dikembangkan dan dilestarikan.
Fungsi Pemersatu Bangsa
Setiap bangsa memiliki lagu kebangsaan (national anthem) yang mewakili citarasa estetik, semangat kebangsaan, dan watak dari budaya masingmasing. Lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Soepratman adalah lagu atau musik
yang diciptakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang mendiami daerah-daerah di wilayah Nusantara yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil.
Keaneka-ragaman budaya yang sangat banyak jumlahnya harus dirangkum dalam satu kesatuan budaya nasional tanpa meninggalkan budayabudaya lokal. Dalam kesatuan tanah-air, bangsa, dan bahasa Indonesia diperkenalkan kepada dunia melalui Indonesia Raya.
Tetapi, lagu-lagu nasional Indonesia juga tidak sedikit yang bisa berfungsi sebagai pemersatu bangsa sekalipun bukan sebagai lagu kebangsaan, contohnya antara lain Berkibarlah Benderaku, Bangun Pemudi-Pemuda, Bagimu Negeri, Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Pusaka, Hari Merdeka, Rayuan Pulau Kelapa, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Syukur, dan sebagainya.
Fungsi Promosi Dagang
Musik yang dikreasi untuk kepentingan promosi usaha kini banyak berkembang seiring dengan laju pertumbuhan iklan yang disiarkan melalui radio-radio siaran dan televisi-televisi swasta terutama di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia.
Musik-musik iklan bisa saja dirancang oleh penciptanya secara baru, tetapi juga ada yang berbentuk penggalan lagu yang sudah ada, sudah populer, dan digemari segmen pasar yang dituju.***
Post a Comment