Header Ads

Latihan Artikulasi, Intonasi, dan Tempo Bermain Teater

Latihan Artikulasi

SENITULAR - Artikulasi adalah kualitas pelafalan atau pengucapan kata melalui mulut aktor agar terdengar dengan baik, benar dan jelas oleh penonton.

Artikulasi menduduki peran penting dalam bermain teater dalam mengartikulasikan gagasan sebuah lakon dalam bentuk dialog yang diucapkan oleh aktor.

Artikulasi dapat dilatih melalui beberapa latihan guna meminimalisasi kesalahan dalam pelafalan kata dan kalimat dalam dialog. Biasanya, latihan dilakukan dengan cara mengucapkan alfabet dengan lantang dan benar dengan memperhatikan gerakan mulut pada setiap pengucapat alfabet.

Huruf dapat diucapkan dengan nada tinggi, rendah, sengau, kecil besar dan secara berisik. Pelafalan tersebut dapat divariasikan dengan pengucapan secara cepat, lambat, naik, turun.

Untuk memperjelas latihan artikulasi, berikut ada beberapa cara untuk melatih artikulasi seorang aktor.

Latihan Pengucapan Huruf

Lafalkan huruf-huruf vokal (a, i, u, e, o) dengan lantang dan jelas secara bergantian. Variasikan dengan nada tinggi dan rendah, serta ucapkan secara cepat dan lambat. Perhatikan pula posisi organ produksi suara dengan benar. Lakukan latihan selama delapan kali pengulangan.

Lafalkan huruf-huruf konsonan dengan lantang dan jelas secara bergantian. Variasikan dengan nada tinggi dan rendah, serta ucapkan secara cepat dan lambat. Perhatikan pula posisi organ produksi suara dengan benar. Lakukan latihan selama delapan kali pengulangan.

Lafalkan huruf-huruf nasal (m, n, ng, ny) dengan lantang dan jelas secara bergantian. Variasikan dengan nada tinggi dan rendah, serta ucapkan secara cepat dan lambat. Perhatikan pula posisi organ produksi suara dengan benar. Lakukan latihan selama delapan kali pengulangan.

Lafalkan huruf-huruf diftong (au, ai, ei, oi) dengan lantang dan jelas secara bergantian. Variasikan dengan nada tinggi dan rendah, serta ucapkan secara cepat dan lambat. Perhatikan pula posisi organ produksi suara dengan benar. Lakukan latihan selama delapan kali pengulangan.

Latihan Pengucapan Kata

Ucapkan kata di bawah ini, dimulai dari tempo lambat menuju tempo cepat. konsetrasilah dalam mengucapkan kata-kata tersebut dan lakukan selama delapan kali pengulangan. Carilah kemungkinan-kemungkinan kata lainnya.

Buru... babi... rubu... bara... babu... baru... raba... rusa... rubah...

Kemana.. kenapa.. mengapa...

Kelapa... diparut... kepala... digaruk...

Satu.. ribu.. dua.. biru.. tiga.. ribu.. empat.. biru..

Lafalkan kata-kata yang berawalan dan atau berakhiran bunyi nasal di bawah ini dengan jelas. Perhatikan posisi organ produksi suara dengan benar. Carilah kemungkinan-kemungkinan kata lainnya.

Nyanyi... ngambek... ngungsi... nyiram... ngakak... nyulam...

Makan... malam... nasi... nangis...masak... makar... uang... sayang....

Makanmalamnasinangis...... masakmakaruangsayang.......

Lafalkan kata-kata mengandung huruf diftong di bawah ini dengan jelas. Perhatikan posisi organ produksi suara dengan benar. Carilah kemungkinan-kemungkinan kata lainnya.

Tua... dia... sampai... engkau... wahai... dua... siang..

Tuadiasampaiengkauwahaiduasiang.......

Latihan Pengucapan Kalimat

Bacalah monolog di bawah ini scara pelan-pelan. Perhatikan bunyi konsonan, vokal, nasal, dan diftong. Kemudian bacalah secara cepat dan variasikan dengan vokal tembak.

Bedakan pengucapan huruf-huruf konsonan, vokal, nasal, dan diftong tersebut dan perhatikan ketidaktepatan pengucapan huruf yang dilatih tersebut.

NENEK : Aku tahu, aku juga mendengarnya. Engkau dua orang tua yang selalu bergandengan tangan dan bercinta, sementara siang dan malam berkejaran dua abad lamanya.

Wahai…wahai…. Dengarlah aku memanggilmu, datanglah berdua bagai dua ekor burung dara. Akan kukirimkan kereta kencana untuk menjemput kau berdua. Bila bulan telah luput dari mata angin.

Musim gugur menampari pepohonan dan daun-daunan yang berpusing. Wahai….wahai….. di tengah malam di hari ini akan kukirimkan kereta kencana. Kereta kencana 10 kuda 1 warna. (dikutip dari naskah Kereta Kencana karya Eugene Ionesco terjemahan W.S. Rendra)


Baca Juga : Latihan Olah Vokal - Teknik Dasar Teater #1

Intonasi

Intonasi merupakan nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata sehingga tidak terdengar datar dan monoton. Intonasi menentukan antusiame dan emosi dalam berbicara.

Intonasi dapat berperan sebagai penyampai makna bahkan dapat pula mengubah sebuah makna atau gagasan yang terkandung dalam sebuah naskah lakon jika dilafalkan secara kurang tepat.

Oleh karena itu, aktor harus melatih intonasi suaranya. Intonasi dapat dilatih melalui jeda, tempo, dan nada.

Jeda

Jeda adalah pemenggalan kalimat untuk memberi tekanan pada kata sehingga memunculkan rasa ingin tahu lawan bicara atau penonton. Jeda digunakan untuk menonjolkan atau memberi kesan pada penonton tentang kata atau nada bicara. 

Seorang aktor harus selektif dan hemat dalam menggunakan jeda karena terlalu banyak jeda dalam bicara mengindikasikan terlalu banyak pula kata atau maksud yang ditonjolkan.

Bacalah kutipan dialog di bawah ini tanpa penggunaan jeda dan rasakan efeknya.

Lear : Kau kenal aku, sobat?

Kent : Tidak, tuan; tapi ada sifat tuan yang saya inginkan sebagai majikan saya

Lear : Yaitu?

Kent : Kewibawaan.

Bacalah sekali lagi kutipan dialog di bawah ini dan gunakan jeda pada dialog yang diberi keterangan, dan rasakan efeknya.

Lear : Kau kenal aku, sobat?

Kent : Tidak, tuan; tapi ada sifat tuan yang saya inginkan sebagai majikan saya

Lear : Yaitu?

Kent : (jeda tiga ketukan) Kewibawaan.

Tempo

Tempo adalah cepat lambatnya suatu ucapan yang berfungsi untuk menekankan suatu kata atau kalimat yang diharapkan dapat masuk ke alam bawah sadar penonton  maupun lawan bicara. Berikut adalah latihan penggunaan tempo.

Bacalah kutipan monolog di bawah ini secara datar tanpa penggunaan tempo. Rasakan kejanggalannya.

Edmund : ingat-ingatlah, karena apa kau mungkin menyakitkan hatinya; dan kuminta padamu, jangan dekati dia, sampai sedikit waktu lagi akan padam api kegusarannya yang kini bergolak dalam dirinya; tak dapat diredakan, juga tidak, andaikata orang menganiayamu. (dikutip dari naskah Raja Lear karya William Shakespeare Terjemahan Trisno Sumardjo)

Bacalah sekali lagi monolog di bawah ini dan gunakan tempo yang tepat. Bacalah dengan tempo yang lambat dan ditekan pada kalimat yang digawis bawahi.

Edmund : ingat-ingatlah, karena apa kau mungkin menyakitkan hatinya; dan kuminta padamu, jangan dekati dia, sampai sedikit waktu lagi akan padam api kegusarannya yang kini bergolak dalam dirinya; tak dapat diredakan, juga tidak, andaikata orang menganiayamu. (dikutip dari naskah Raja Lear karya William Shakespeare Terjemahan Trisno Sumardjo)***

No comments

Powered by Blogger.