Header Ads

Naskah Teater Jangan Menangis Indonesia Karya Putu Wijaya

 

Naskah Teater Jangan Menangis Indonesia Karya Putu Wijaya

SENITULAR - Naskah teater Jangan Menangis Indonesia karya Putu Wijaya mengangkat suasana Indonesia pada waktu itu sedang kacau-balau. Mulai dari krisis ekonomi, suhu politik meninggi, huru-hara, teror bom, tsunami, gempa bumi, sar, flu burung, demam berdarah, kebejatan moral, narkoba, judi, korupsi, ketidakberdayaan hukum, kebejatan para pemimpin, kasus-kasus yang mencederai hak asasi manusia.

Risau, bingung, was-was, hingga semua orang mendambakan kehidupan yang lebih baik. Tahap transformasi: Pertama, Seluruh rakyat Indonesia yang mengaku mencita-citakan perubahan yang lebih baik bagi negerinya mulai mengatur siasat untuk membalikan kekacauan itu.

Kedua, Tahap inti: Munculnya banyak keluhan dari para korban, mulai dari Munir yang sudah mulai bosan melihat kondisi Indonesia yang sudah semakin parah. Dimana-mana ada ketidakadilan. Di mana-mana berserakan ketidakbenaran. Di   mana-mana rakyat ditindak semena-mena. 

Penguasa sudah merajalela, menindas rakyat yang memiliki negeri ini. Harusnya mereka menjadi abdi, tapi malah mereka yang kenyang  sendiri, memperbudak dan menjahanami rakyat. Di mana letak kebenaran. Di  mana  letak  demokrasi.

Mana itu kerakyatan dan keadilan sosial serta perikemanusiaan yang digembar-gemborkan. Munir juga memprotes sekaligus memberitahukan bahwa sekarang bukan waktunya tidur. Semua orang harus bangun dan melihat segala  kecurangan, ketimpangan dan penyalahgunaan kekuasaan ini. 

Tidak boleh ada dispensasi. Rakyat sudah terlalu menderita, mereka harus melawan   bersama. Sebagai salah satu contoh korupsi yang sekarang sudah diterima sebagai  budaya, sebagai kiat, bahkan diajarkan bagaimana cara melakukan korupsi sebagai pengetahuan.


Baca Juga : Naskah Nyonya dan Nyonya Karya Motinggo Busye


Memiliki hasrat untuk merdeka dari segala ketidakadilan,kekacauan, dan musibah membuat mereka semua yang menginginkan cita-cita kemerdekaan itu memiliki setitik harapan untuk merupaya membenahi kekacauan, ketidakadilan, dan musibah  yang melanda indonesia walaupun hal itu akan terasa percuma jika tidak ada semangat dan kesadaran pada diri masing-masing jiwa dan raga rakyat Indonesia untuk membenahinya.

Suasana  masih  tak  menentu  karena  antara  perjuangan  dan kekacauan terus bergolak saling beradu. Semuanya masih belum pasti. Namun dari ketidakpastian tersebut masih terbersit setitik harapan bagi mereka yang menginginkan perubahan bagi Indonesia.

Dari semua analisis di atas mulai dari skema aktan sebagai analisis alur cerita para tokoh-tokohnya kemudian ragam bahasa yang digunakan sebagai bentuk komunikasi antar tokoh satu dengan tokoh lainnnya, juga perwujudan bentuk kritik sosal dari naskah drama tersebut (Jangan Menangis Indonesia).

Putu Wijaya menangkap pemahaman bahwa pengarang yakni Putu Wijaya mencoba menyuarakan aspirasinya tentang segala permasalahan yang terjadi di Indonesia yang beliau lihat, dengar, rasakan, dengan mengapresiasikannya melalui naskah drama Jangan Menangis Indonesia.

Untuk membaca lebih lengkap naskah teater Jangan Menangis Indonesia karya Putu Wijaya dapat download di LINK BERIKUT.******

No comments

Powered by Blogger.